pernahkah para militan kota
pekanbaru mengenal istilah ini. istilah "mentimun bungkuk" ini kita
sadur dari istilah melayu tempo dulu, yang bermakna (ketimun yg afkir, rusak, tumbuh tidak sempurna). Para petani yang menanam mentimun/ketimun pastilah mau ketimun yg
ditanamnya itu bagus dan berkualitas, dengan harapan bisa di jual di
pasaran, tetapi tetap juga ada mentimun atau ketimun yang tidak berkualitas.
entah karna kurang di siram, atau kurang di pupuk, nah mentimun bungkuk ini
tetaplah juga di masukkan di dalam karung, tapi tidak di hitung, dengan kata
lain bonus, atau bahasa lainnya kadang di buang kadang bermanfaat saat di
butuhkan. para militan kota pekanbaru. mari kita mengambil hikmah dari istilah
ini ke dalam kehidupan kita berorganisasi, dan berkomunitas. dalam kita
berkomunitas tak jarang kita temui hal hal seperti ini. banyak dari kita yang
menempatkan diri kita sebagai MENTIMUN BUNGKUK, atau di tempatkan sebagai
MENTIMUN BUNGKUK. dan lama kelamaan, berujung dengan rasa malu, minder, malas
untuk kembali berkumpul dan beraksi bersama, sehingga tidak memberikan
kontribusi kepada komunitas alias PASIF. dan tak jarang komunitas pecah, vakum,
di sebabkan si MENTIMUN BUNGKUK, hal hal seperti inilah yang harus kita sikapi,
agar komunitas atau organisasi bisa terus exis. berikut ini tanda-tanda
MENTIMUN BUNGKUK dalam komunitas :
-
mengkedepankan
kepentingan sendiri ketimbang kemajuan komunitas.
-
merasa diri paling
hebat ketimbang yang lain.
-
merasa paling
berjasa dalam membesarkan komunitas.
-
ingin di mengerti
tapi tak mengerti kepada yang lain.
-
merasa pintar tapi
tak pintar merasa, dll
Jika kita ingin besar dan membesarkan komunitas mari
kita minimalisir hal tersebut di atas. dengan cara INTROPEKSI DIRI. hal yang
lumrah (manusiawi) selalu menilai nilai orang lain, tapi kadangkala lupa
menilai diri sendiri. menilai loyalitas orang lain, dan merasa paling loyal
dari yang lain. para militan pekanbaru. jangan pernah membatasi diri anda
dengan menunjukkan andalah yang paling loyal, paling berjasa, paling banyak
berjuang. tapi ketahuilah semua kemajuan dalam berkomunitas adalah perjuangan
bersama. jagalah persaudaraan dan kebersamaan ini, seperti BANGUNAN. Saling
menguatkan antara satu dengan lainnya. coba kita lihat bangunan, berdiri kokoh
saling menguatkan satu sama lain, andai kata tiang berkata, aku sudah lelah
menyangga atap, dan tiang pun ingin cuti maka atap pun akan rubuh, begitu juga
andai pondasi cemburu, iri, dengki dengan lantai yang berkeramik, lantai
keramik yang selalu di sanjung apa bila ada yang bertamu kedalam gedung. kita
misalkan saja "wah lantai keramiknya bagus ya! atau cantik kali
keramiknya, truz kalau pondasi cemburu. dan berkata.
aku yang menyangga ini kau yang di puji. kalau begini aku jenuh jadi pondasi,
aku mau cuti saja, yg terjadi bangunan juga akan rubuh. para miltan kota
pekanbaru. apabila kita suka menilai nilai orang lain maka luruskan niat di
hati kita agar penilaian kita terhadap orang lain tidak salah. dan marilah kita
menempatkan orang orang yang bernaung dalam komunitas ini berfungsi.
Dan jangan pernah menganggap dan membanggakan diri
sendiri. jadikan kritikan adalah motivasi, dan berbahasa santunlah dalam
memberi kritikan.
Para militan kota pekanbaru. janganlah anda menempatkan
diri sebagai MENTIMUN BUNGKUK. Dan jangan pula anda menempatkan yg lain sebagai
mentimun bungkuk.
Bangkitlah..!!!! masa masa itu
akan datang.
Bangkitlah kawan di saat yang lain tertidur.
Berjalanlah kawan di saat yang lain sudah bangkit.
Berlarilah kawan di saat yang lain sedang berjalan.
Dan terbanglah kawan di saat yang lain sedang berlari.
Dan ketahuilah kawan di saat yang lain berusaha untuk
terbang maka kita telah sampai ke PUNCAK.
jangan berkata paling loyal kalau
cuma memberikan loyalitas sesaat..!!!
jangan berkata pendahulu kalau
cuma setengah jalan..!!!
berkatalah loyalitasku tuk
sekarang dan selamanya..!!!
(@I.N.P.)






